Novel yang menjadi pemenang pada sayembara roman Dewan Kesenian Jakarta 1998 ini mengisahkan kehidupan cinta seorang tokoh yang bernama Saman. Dalam perjalanan hidupnya yang bergulir antara cinta, politik, dan agama, ia mempertanyakan tentang Tuhan dan hubungan antarmanusia. Ia terus berusaha mencari jawabnya sampai ia sadar jawabannya ada di hatinya sendiri.
Buku ini menggambarkan manifesto pengarang (penulis) tentang sebuah sikap yang dianggap perlu diutamakan di zaman ini, yaitu sikap religius ataupun spritual yang kritis.